Cintaku tersembunyi dalam bilik, yang kamu hanya mampu mengintipnya. Kadang pintunya terbuka, kadang tertutup. Saat terbuka, kamu masuk berjalan lewat pikiran menuju bilik itu. Saat tertutup, semua emosi seakan mengutuk diri ini. Menarik setiap aura cinta dalam hati, murung. Merasa seakan diri ini tak berarti apa-apa lagi.
Asal kamu tahu, senyum itu indah. Namun keindahan tak berarti membawa kedamaian. Senyummu membawa keduanya padaku. Saat hati ini terlunta-lunta, merisaukan keadaan saat kedamaian hilang dalam hidupku. Kamu tak banyak bicara, melainkan dengan satu kata yang ke luar dari mulut mu. "Sabar" Seketika menghilangkan keluh kesah pada diri ini.
Kamu itu cantik, semua orang tahu itu. Aku hanya mengagumimu, seperti banyak orang pada umumnya. Tapi semua orang tak sama dengan hati ini. Setiap saat aku mendoakanmu, setiap saat aku merekes pada Tuhan bahwa jika rusukmu adalah bagian rusukku yang hilang. Maka dekatkanlah kita, karena kamu pelengkap hidup ini, adapun jika kamu bukan bagian rusukku yang hilang maka jadikanlah kita sahabat.
Mengharapkan namun tak berambisi mendapatkan. Mencintai dalam diam, lebih baik daripada berani mengungkapkan namun untuk waktu sesaat.
Penulis Puisi : Muhamad Padhil Sumarwan
0 Comments