Dewasa yang Melelahkan

Semakin dewasa rasanya semakin sempit saja pikiran ini. Bayangan akan masa depan buntu, perlahan menggerogoti diri. Seakan semua kebahagiaan sirna. Setitik harapan semuanya menghilang ditelan kepahitan hidup. Hati begitu sesak. Tidak ada cinta seperti dulu, yang pernah berlalu. Harapan orang yang diberikan kepadaku, semuanya hilang. Semua orang tidak berharap lagi, semua orang menjauh, semua orang tak ramah lagi. 

Perasaan atau hanya pikiran saja, namun kekhawatiran itu seperti bayangan iklan atau seperti trailer film yang selalu cepat berpindah dari satu tayangan ke tayangan lainnya. Menguras semua energi yang aku persiapkan untuk menjalani hidup. Begitu tegangnya diri ini, semuanya lusuh, semuanya layu dan bahkan tak ada daya untuk bangun seperti semula lagi. Tak ada yang peduli. Rasanya hidup enggan, namun matipun tak mau. Sepeti berjalan pada jalan yang penuh duri, meskipun terasa sakit namun hati sudah tak mau peduli lagi.

Pikiriku orang dewasa ialah orang yang paling keren, namun ternyata tidak atau aku belum paham dengan kepahitan ini. Bayanganku pada masa itu menjadi dewasa ialah waktu yang tepat untuk menjadi diri sendiri tanpa ada intimidasi orang lain, atau aku salah. Semua ketakutakan menyelimuti jiwaku. Runtuhnya harapan yang dulu pernah aku utaran pada setiap mahluk seisi bumi. Membuat pandangan mereka berkabut terhadap ku, atau hanya perasaan saja yang terlalu memandang hidup.

Aku pikirkan lagi tentang akal yang belum siap, atau hati yang masih tak mau mengerti. Semuanya tentang keluh kesah hidup yang tak berjalan sebagaimana mestinya. Kadang perasaan bahagia datang, meskipun hanya hinggap sesaat, namun kemudian terbang tak bertepi. Aku masih tetap senang. Memilah milih, mengatur, memposisikan, menyekat, mengkaveling semua masalah yang begitu rumit, mungkin akan jauh lebih baik, namun nyatanya semakin banyak saja cobaan yang hadir. 

Harapan

Semua ini bukan tentang aku, atau tentang kamu. Tapi tentang kita yang belajar menjadi orang dewasa, yang bertanggung jawab pada masalah yang hadir dalam hidup. Kita dapat membuat dan bahkan merubah keadaan yang buruk menjadi keadaan yang lebih baik lagi. Berpikir positif terhadap masalah yang melimpah ruah. Seperti darah yang mengaliri, membanjiri, dan hakan mengisi setiap ruang kosong dalam tubuh. Masalah tersebut, ya tetap harus kita selesaikan. Meskipun sulit bahkan teramat sulit, itu harus kita coba. Merubah sudut pandang dalam hidup, meskipun sulit namun itu juga harus kita lakukan.

Kadang senyum yang tulus akan menjadi pengobat kepahitan dalam hidup. Aku sering memaksakan diri untuk menarik napas dengan harapan dapat memperbaiki keadaan. Namun, hal tersebut jauh lebih baik jika kita hanya medikte diri sendiri. Jika kita sadar sebenarnya masalah yang datang, itu adalah saat yang ditunggu-tunggu bagi sebagian orang. Karena mereka percaya akan masalah tersebut adalah ajang untuk meningkatan pengalaman hidup dan upgrade diri. 

Jika kita membaca sejarah orang-orang sukses. Mereka tidak dilahirkan di bumi yang aman, nyaman, santai tanpa ada masalah. Mereka dilahirkan dalam keadaan yang mengharuskan mereka berjuang untuk hidup. Mereka punya harapan, mereka punya kebaikan dalam hati, pendewasaan sedini mungkin, sehingga tidak mudah goyah akan masalah yang datang menghadang. Meskipun benteng pertahanan mereka runtuh, mereka tetap punya cara untuk bertahan. 

Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Penulis : Muhamad Padhil Sumarwan

Post a Comment

0 Comments