Perubahmakna -- Ketika masalah datang, maka solusi secara otomatis akan mengiringinya. Jangan pernah takut dengan perubahan zaman yang terjadi saat ini. Perubahaan yang membawa ke hal yang lebih baik dan hal yang sangat buruk. Katakan saja kebudayaan yang terjadi dalam lingkungan sekitar, kebudayaan yang seolah mulai ditinggalkan dan bahkan dilupakan oleh penerusnya. Bukan karena tidak ingin mengembangkan, akan tetapi kebutuhan dan bahkan kontur budaya yang sudah berbeda dari sebelum-sebelumnya. Apakah itu? Sejauh mana cakupannya? Kita bahas satu persat.
Pendekatan
Banyak komunitas petani muda, yang mulai menggalakan sosialisasi akan pentingnya bercocok tanam di lingkungan sendiri. Meskipun hal tersebut sangat sulit dipraktekan oleh kaum milenial yang secara konsisten selalu berhubungan dengan gadget dan teknologi terbarukan. Namun, tidak membuat hal tersebut kendor. Banyak komunitas yang memberikan tips dan trik tentang bagaimana bercocok tanam di lingkungan sendiri, yang luas lahannya tidak terlalu besar dan bahkan sangat kecil.
Tidak menutup kemungkinan kaum milenial yang sangat sibuk dengan urusan di dunia maya, beralih haluan ke hal yang positif di dunia nyata. Hal tersebut sangat baik, dikarenakan kebutuhan akan makanan yang secara konsisten di hasilkan oleh para petani. Mulai berkurangnya lahan pertanian karena perubahan penduduk yang semakin meningkat, sehingga yang tadinya lahan pertanian sekarang lahan penduduk.
Kita sebut saja pertanian hidroponik. Hal yang tidak mungkin, menjadi mungkin dilakukan oleh para petani milenial. Dengan keterbatasan lahan, dan kebutuhan yang sangat mendesak akan pangan, membuat ide-ide briliant teralisasikan. Tidak hanya ekspetasi belaka, melainkan realita yang sangat nyata mereka lakukan.
Bertani
Banyak anak muda zaman sekarang yang sudah tidak mau bercocok tanam, banyak anak muda yang sudah tau segalanya namun tidak mau aksi nyata. Katakan saja menanam pohon, secara teori mungkin mereka paham, namun dalam prakteknya mereka kebingungan. Namun tidak membuat kendor para petani milenial saat ini, meskipun begitu, jika bertani digabungkan dengan teknologi, bukan tidak mungkin hasil yang lebih maksimal.
Kebutuhan pangan yang kita makan sehari-hari, semakin hari, harganya semakin naik serta ketersediaanya sangat terbatas. Katakan saja Cabai, ketika kita membeli gorengan pasti selalu diberikan dengan cabainya. Namun bulan lalu, terjadi kelangkaan cabai tersebut, dan ketersediaannya pun sangat terbatas di pasaran. Harga yang ditawarkan untuk satu kg cabainya pun sangat fantastik, harga yang melambung tinggi.
Apakah penjual gorengan berhenti/ tutup untuk menjual gorengan ? karena harga cabai naik. Jawabannya tidak, solusinya ialah penjual gorengan memberika saus sasetan sebagai pengganti cabai tersebut. Banyak penggemar gorengan yang kecewa namun, ada yang kreatif mendapatkan solusi yang tepat, ialah menanam cabai di rumah. meskipun kuantitasnya tidak banyak, namun cukup untuk menemani gorengan tersebut.
Contoh yang sederhana, namun berdampak besar. Tadi kita sebut cabai, sekarang bagaimana dengan kangkung, seledri, jahe, kunyit, cikur, lengkuas, wortel, timun, dll. Tidak menutup kemungkinan harga-harga sayuran tersebut meroket. Namun, kaum milenial pasti sudah mendapatkan solusi itu semua. Contohnya seperti tadi, budidaya tanaman hidroponik.
Masalah
Bukan tidak mau melainkan malu dengan teman sebaya, yang mana mereka berpakaian bagus untuk bekerja, masa saya harus bertani yang mana kita ketahui bahwa petani selalu identik dengan tanah, kotor dan bau. Hal tersebut sangat erat melekat dalam diri sebagian besar kaum milenial saat ini. Sehingga kebudayaan petani sekarang mulai ditinggalkan, namun saya katakan sekali lagi bahwa bertani kaum milenial selalu menghasilkan hasil yang kreatif dan berbeda dari petani sebelum-sebelumnya.
Ketika masalah datang, maka solusinya akan selalu ada. Kesabaran yang tinggi dapat menghasilkan solusi yang terbaik. Kuncinya bersabar, sedangkan sabar ialah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena bersabar tidak cukup memasrahkan segalanya kepada Tuhan sedangkan kita berbuat seminimalnya, itu bukan makna dari kata sabar.
Kaum milenial harus sudah paham dengan ramalan masa depan negeri ini, mau dibawa kemana negara kita, jika kita hanya berdiam diri. Secara komprehensif mungkin kita paham betul dengan dibebaskannya Pasar Bebas Asean yang mana orang asing bisa bekerja di negeri kita. Pertanyaannya apakah kita mampu bersaing dengan mereka? sedangkan dulu saingin kita ya bangsa kita sendiri?
Tapi jangan pernah ragu dengan ke unikan diri, setiap orang memiliki hal yang unik dalam dirinya. Yang mana hal tersebut dapat dijual. Pasti kita sudah pernah mendengar bahwa ada perusahaan mencari pekerja? atau pekerja mencari perusahaan? Ada orang pintar yang diliri oleh perusahaan. Karena keunikan yang terjadi dalam dirinya.
Semangat untuk menempuh hidup baru, semoga hari kita menjadi baik dan baik dari hari-hari sebelumnya.
Penulis : Muhamad Padhil Sumarwan
0 Comments