Seorang Malaikat berkata tentang kemurnian cinta yang tidak ada batas, mampu menembus akhir Dunia dan Akhirat. Cinta yang murni terbentuk dari butiran tinta yang disatukan dari berbagai warna varian. Entah warna merah yang diartikan keberanian dalam berkorban, warna kuning diartikan gairah hasrat yang ingin berusaha membahagiakan, atau warna ungu yang rela berkorban dengan kesabarannya. Dan masih banyak lagi warna lainnya yang memiliki andil dalam menyatukan butiran cinta murni tersebut.
Malaikatku berusaha untuk memaparkan tentang apa artinya
cinta yang dimana pandangan beliau bahwa cinta tidak hanya hidup berdua di
dunia melainkan harus di akhirat juga. Dalam al quran selalu dituliskan bahwa
dunia dan akhirat selalu beriringan sehingga kehidupan dunia secara fitrah
sementara dan akhirat ialah atas apa yang kita lakukan di dunia. Baik
perbuatannya maka syurgalah imbalan akhiratnya. Dan ketika di dunia sepasang
kekasih yang selalu menjalankan kebaikan kebaikan maka di akhirat nanti akan di
sandingakan dengan pasangannya tersebut tanpa kecuali dan tanpa bidadari syurga
lainnya, karena sesungguhnya bidadari syurganya itulah istrinya selama hidup di dunia.
Banyak diantara kita yang berpendapat bahwa mencari seorang
jodoh dalam kehidupan ini jangan terlalu banyak milih melainkan look inside ke
dalam diri. Apakah diri ini pantas untuk mendapatkan wanita atau pria yang baik
sedangkan diri kita sendiri masih banyak yang perlu diubah. Tidak ada yang
salah dalam kata-kata tersebut namun saya kurang setuju dengan kata “terlalu
banyak milih “ dan saya setuju dengan kata “look inside”. Artinya menurut saya
bahwa untuk mendapatkan seorang yang baik maka kita harus pilih, namun jika
kita tidak berani memilih dan malahan menerima apa yang datang maka terimalah
risiko yang terjadi, seperti membeli kucing dalam karung, maka kita tidak tau
bentuknya. Seperti bermain dadu yang kita tidak tau hasilnya seperti waktu yang
kita tidak akan pernah tau akhirnya.
Aku tidak tau apa pilihanku tepat tentang cinta atau malah
sebaliknya, ia menggerogotiku dalam jiwa yang murni sehingga Nampak muram
kehidupan ini atau indahnya dunia ini. Aku memang sering kali berjibaku dalam
asmara cinta namun belum pernah terjadi dua kali dalam kehidupan ini tentang
nikmat rasanya memadu cinta pertama pada saat-saat itu. Ingin rasanya saat-saat
itu kembali namun bukan dengannya melainkan dengan seorang wanita yang akan
menjadi istriku nanti.
Siapkan diri, siapkan segalanya kemudian setelah itu pasrah
kepada Allah SWT. Aamin
Penulis : Muhamad Padhil Sumarwan
0 Comments