Kilas Balik

Perubahmakna--Sebuah perjuangan nampaknya sudah usai. Busur panah yang ia lepaskan mendarat tepat di depan kaki kecil ini. Sebuah tanda yang harus saya pertimbangkan matang-matang. 

Meskipun nyaris terkena namun itu tanda akan sebuah ancaman. Sebuah tanda simbol akan kekuatan ilahi. Saya tidak bisa berbuat banyak, bahkan harapan disini akan masa depan nyaris terbakar dalam kalutnya deburan ombak kehidupan. 

Sebuah harapan yang dibaluti embel-embel kebahagiaan, sebuah sanjungan yang mana jika kita lengah maka seekor singa jantan dan betina akan mencabik dan menerkam.

Kilas Balik 

Kamis 23 Desember 2021, suasana malam ini terasa riuh sekali. Suara deguman musik pop menggelegar di telinga. Meskipun terasa sulit untuk menulis, namun tetap saya fokus menulis menceritakan hal besar yang telah terjadi. 

Mulainya dari seorang pemuda yang tertatih akan dunia baru, kemudian dibentuk menjadi seorang yang super. Tanpa butuh waktu lama ia mulai belajar, belajar dan bahkan kesehariannya dihabiskan dengan belajar. 

Dunia baru ini tidak jauh dengan dunia yang ia geluti sebelum-sebelumnya. Ia sering melakukan hal tersebut, melakukan hal yang biasa. Bahkan alasan yang berbeda membuat karya biasa menjadikannya sangat luar biasa. 

Cukup bernilai tinggi, bahkan tanpa waktu lama orang-orang mulai mengaguminya. Sebuah desain yang menciri khaskan ia berbeda dengan desainer lainnya. Luhurnya seni yang ia ciptakan. 

Filosopi akan pencapaian yang tak ada batasan. Orang-orang yang melihat tidak dengan mudah mengartikan, bahkan dalam satu karya seni desain yang dibuat teramat banyak sudut pandang orang yang mengartikan. 

Torehan pencapaian serta karya yang ia ciptakan lumayan banyak, hampir semua client sangat senang dengan hasilnya. sehingga hal tersebut membuat suatu kebanggaan tersendiri bagi ia. 

Ia seorang biasa, bahkan orang yang sederhana. Tidak pernah meminta sesuatu apapun, ia senang dengan orang yang menghargai pendapatnya. Namun meskipun begitu ia sangat senang dikoreksi. Ketika salah ia akan tersenyum kepada orang yang menegornya. Ia menghargai setiap orang yang berpendapat kepadanya. 

Penghargaan

Seorang client yang menanyakan siapa yang membuat karya ini, di depan ia sendiri yang membuatnya. Kemudian atasannya tersenyum dan berkata bahwa “ini tepat di depan bapak, seorang desainer kami yang bertanggung jawab membuat karya untuk bapa” ujar bos. 

Sebuah penghargaan serta apresiasi yang tak ternilai. Motivasi yang tumbuh dalam diri membuat ia berkembang begitu cepat. 

Kesehariannya membuat ia berkembang. Hal yang ia lakukan pastinya selalu berbeda. Melakukan hal yang baru, eksplor hal yang sudah dikuasai. 

Serta membuat pengalamannya terasa bermanfaat baginya maupun untuk orang lain. Tak pernah pelit dengan ilmu, namun begitu ia sangat hemat akan uang. 

Pengalaman

Dalam kegiatan di luar sebagai koordinator lapangan, sikap tegas dan cerdas sudah tidak bisa di ragukan lagi. Puluhan kali ia selalu dinobatkan sebagai koordinator kegiatan, dalam organisasi ia selalu ditunjuk jadi orang yang memegang kekuasaan. 

Meskipun kekuasaannya tidak penuh namun keberadaannya selalu menjadi orang penting yang diperhitungkan.

Sering kali orang bertanya tentang gagasan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Namun mereka tidak pernah bartanya ilmu apa yang penting bagi mereka. 

Jika mereka sudah paham akan alur kehidupan mungkin ia akan mengajak berjalan bersama tanpa harus bertanya-tanya yang akan meragukan sebuah kepercayaan.

Dalam hidup ini ada hal yang tidak harus dipertanyakan kepada siapapun itu, pertanyaannya adalah saya dari mana, mau kemana, harus apa. 

Tiga pertanyaan tersebut pastinya sering kita tanyakan kepada orang lain. Bahkan kepada guru kita sendiri, baik guru sekolah ataupun guru agama, yang sebenarnya mereka sendiri tidak pernah tau seutuhnya tentang hakikat hidup ini. 

Akhiran

Semua unsur yang berasal dari luar dan dalam menyatu dalam karya yang ia buat. Namun nampaknya proses tidak pernah membohongi hasil. Sebuah penghargaan bahkan tidak pernah bernilai seutuhnya. 

Kembali pada diri, menghargai diri sendiri ketika orang hanya memandang kasat mata atas semua pencapaian. Bahkan detik-detik akhirpun semua telah berubah. 

Semuanya hanya melihat dari dalam topeng yang mereka kenakan sendiri-sendiri. Entah bertepuk tangan karena kasihan atau tersenyum karena kecewa. 

Penulis : Muhamad Padhil Sumarwan

Post a Comment

0 Comments